EKG mungkin sudah sering kita dengar, tapi banyak masyarakat
awam belum mengetahui pemanfaatannya. Sebenarnya, EKG (Elektro Kardiograf)
merupakan perangkat medis yang digunakan untuk memonitor atau memeriksa kerja
jantung seseorang normal atau tidak. Dan hasil dari pemeriksaan cara ini
biasanya disebut Elektro Kardiogram yang berbentuk grafik.
Dan untuk diketahui, kerja jantung sangat penting dan labil,
tergantung kondisi seseorang dan obat-obatan yang dikonsumsinya. Maka, bagi
seorang dokter sebelum melakukan tindakan lebih lanjut, untuk menentukan apakah
kondisi kerja jantung pasien normal atau tidak. Salah satunya, dengan mendeteksi
menggunakan EKG. Kalau hanya sekedar memberikan obat-obatan dari luar
dikuatirkan biasa berefek negatif pada kerja jantung seseorang.
Kondisi inilah, yang membuat mahalnya biaya pemeriksaan
dengan EKG. Disamping itu, harga EKG sendiri yang cukup tinggi sekitar 12-50
juta. Alasan alasan itulah, yang kemudian menginspirasi Taufik Hidayat,
mahasiswa Fisika angkatan `96 untuk membuat EKG yang lebih murah dan efisien,
tetapi tidak menghilangkan aspek akurasi hasil. "Alat ini memang tidak
selengkap EKG yang ada dirumah sakit, tetapi cukup representatif dan
akurat" jelas Taufik yang sekarang menjadi dosen PIKMI ini.
Bagaimana prinsip kerjanya? Tubuh manusia memiliki potensial
listrik, denyut jantung manusia dapat teramati dengan adanya perubahan
potensial listrik tersebut. Sensor ditempatkan pada lengan tangan dan kaki,
karena ditempat tersebut pulsa potensial denyut dapat menggambarkan kerja
jantung mendekati sebenarnya. Pulsa denyut analog akan dirubah ke pulsa listrik
dengan rangkaian ADC dan kemudian data-data tersebut akan diolah dengan prosesor
yang ada di PC. "Pada prinsipnya, ini hanya mendeteksi perubahan denyut
jantung yang kemudian diubah menjadi data digital," jelasnya.
Dengan prinsip sederhana itu, perangkat EKG buatan Taufik
ini relatif lebih murah dan efisiensi. Oleh karenanya, perangkat ini sedang
dikembangkan dalam bentuk portable, dengan menggunakan mikrokontroller sebagai
pengganti prosesor di PC. "Kami sekarang, mencoba membuat yang
portable," tambahnya.
Sejalan dengan bermanfaatnya perangkat ini bagi masyarakat.
DIRJEN DIKTI memberikan dana hibah dalam program Karya Alternatif Mahasiswa
(KAM) periode terakhir untuk tahun ini. "Dana ini,akan digunakan untuk
pengembangan alat menjadi portable dan penambahan beberapa fungsi lagi"
ujar Amar Vijay selaku koordinator pengembangan perangkat ini.
Menurut rencananya, alat ini juga akan dilengkapi dengan
alat ukur suhu tubuh digital dan pengukur tekanan darah yang portable sehingga
cocok untuk digunakan oleh para dokter yang mobilitasnya tinggi dan
klinik-klinik kecil. Sedangkan untuk yang berbasis pada komputer PC mempunyai
keunggulan dapat menyimpan data dari pasien didalamnya. "Kedua perangkat
yang portable maupun PC ini, hasil grafiknya yang mengerti hanya paramedic
saja" tambah Arief Budiono yang merupakan salah satu dari 6 anggota
pembuatan perangkat ini.Disamping itu, juga dibimbing dengan dokter ahli dan
dosen Fisika ITS sendiri.
Sementara,untuk pematenan perangkat tersebut mereka (tim
proyek,red) berharap bantuan pihak ITS dan pihak ketiga, sambil menunggu dan
melihat kedepan mengenai pendanaan dan pemasaran perangkat tersebut setelah
proyek selesai "Saya berusaha juga untuk mencari pihak ketiga untuk
kedepannya" ujar Dra.Endang S.R ,MT selaku dosen pembimbing yang juga
sukses membimbing mahasiswa Fisika lainnya dalam pembuatan MAUQUTA, jam adzan
pertama yang juga lolos program KAM dua tahun lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar