Ketika
membakar ujung besi dan ujung besi lainnya kamu pegang, setelah beberapa lama
ternyata ujung besi yang kamu pegang lama kelamaan terasa semakin panas. Hal
ini disebabkan adanya perpindahan kalor yang melalui besi. Peristiwa
perpindahan dari ujung besi kalor yang dipanaskan ke ujung besi yang kamu
pegang. Di mana molekul-molekul besi yang menghantarkan kalor tidak ikut
berpindah. Perpindahan kalor seperti ini dinamakan perpindahan kalor secara
hantaran atau konduksi. Apakah setiap zat dapat menghantarkan kalor secara
konduksi? Ambillah sepotong kayu, kemudian ujung yang satu dipanaskan sedang
ujung kayu yang lainnya kamu pegang. Apakah ujung yang kamu pegang terasa
panas? Ternyata ujung kayu tidak panas. Hal ini berarti bahwa pada kayu tidak
terjadi perpindahan kalor secara konduksi.
Perpindahan
kalor secara kontak langsung tersebut yang terjadi dari suhu yang lebih tinggi
ke suhu yang lebih rendah dikenal dengan konduksi. Bahan yang dapat
menghantarkan kalor disebut konduktor kalor, seperti besi, baja, tembaga, seng,
dan aluminium (jenis logam). Adapun penghantar yang kurang baik/penghantar yang
buruk disebut isolator kalor, misalnya kayu, kaca, wol, kertas, dan plastik
(jenis bukan logam).
Berdasarkan
kemampuan zat menghantarkan kalor, zat dibagai atas dua golongan besar, yaitu
konduktor dan isolator. Konduktor ialah zat yang mudah menghantarkan kalor.
Isolator ialah zat yang sukar menghantarkan kalor. Pemanfaatan konduktor dan
isolator dalam keseharian seperti halnya kita memasak makanan tanpa perlu nyala
api bersentuhan langsung dengan makanan. Untuk itu kita gunakan panci yang
terbuat dari aluminium (konduktor) untuk menghantarkan kalor dari api ke bahan
makanan atau air yang dimasak. Agar kita dapat memegang gagang panci tanpa
merasa panas karena konduksi, maka gagang panci biasanya dibuat dari kayu atau
plastik (isolator).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar