Siklus refrigerasi kompresi mengambil keuntungan dari kenyataan bahwa
fluida yang bertekanan tinggi pada suhu tertentu cenderung menjadi lebih dingin
jika dibiarkan mengembang. Jika perubahan tekanan cukup tinggi, maka gas yang
ditekan akan menjadi lebih panas daripada sumber dingin diluar (contoh udara
diluar) dan gas yang mengembang akan menjadi lebih dingin daripada suhu dingin
yang dikehendaki. Dalam kasus ini, fluida digunakan untuk mendinginkan
lingkungan bersuhu rendah dan membuang panas ke lingkungan yang bersuhu tinggi.
Siklus refrigerasi kompresi uap memiliki dua keuntungan. Pertama,
sejumlah besar energi panas diperlukan untuk merubah cairan menjadi uap, dan
oleh karena itu banyak panas yang dapat dibuang dari ruang yang disejukkan.
Kedua, sifat-sifat isothermal penguapan membolehkan pengambilan panas tanpa
menaikan suhu fluida kerja ke suhu berapapun didinginkan. Hal ini berarti bahwa
laju perpindahan panas menjadi tinggi, sebab semakin dekat suhu fluida kerja
mendekati suhu sekitarnya akan semakin rendah laju perpindahan panasnya.
Siklus refrigerasi ditunjukkan dalam Gambar 1 dan 2 dan dapat dibagi menjadi
tahapan-tahapan berikut:
1 – 2. Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap panas dari sekitarnya,
biasanya udara, air atau cairan proses lain. Selama proses ini cairan merubah
bentuknya dari cair menjadi gas, dan pada keluaran evaporator gas ini diberi
pemanasan berlebih/ superheated gas.
2 – 3. Uap yang diberi panas berlebih masuk menuju kompresor dimana
tekanannya dinaikkan. Suhu juga akan meningkat, sebab bagian energi yang menuju
proses kompresi dipindahkan ke refrigeran.
3 – 4. Superheated gas bertekanan tinggi lewat dari kompresor menuju
kondenser. Bagian awal proses refrigerasi (3-3a) menurunkan panas superheated
gas sebelum gas ini dikembalikan menjadi bentuk cairan (3a-3b). Refrigerasi
untuk proses ini biasanya dicapai dengan menggunakan udara atau air. Penurunan
suhu lebih lanjut terjadi pada pekerjaan pipa dan penerima cairan (3b - 4),
sehingga cairan refrigeran didinginkan ke tingkat lebih rendah ketika cairan
ini menuju alat ekspansi.
4 - 1 Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas
melalui peralatan ekspansi, yang mana akan mengurangi tekanan dan mengendalikan
aliran menuju
Gambar 1: Gambaran skematis siklus refrigerasi kompresi uap
Gambar 2: Gambaran skematis
siklus refrigerasi termasuk perubahan tekanannya (Biro Efisiensi Energi, 2004)
Kondenser harus mampu membuang
panas gabungan yang masuk evaporator dan kondenser.
Dengan kata lain: (1 - 2) + (2 - 3) harus sama dengan (3 - 4). Melalui alat
ekspansi tidak terdapat panas yang hilang maupun yang diperoleh.
Jenis-jenis refrigeran
yang digunakan dalam sistim kompresi uap
Terdapat berbagai jenis
refrigeran yang digunakan dalam sistim kompresi uap. Suhu refrigerasi yang
dibutuhkan sangat menentukan dalam pemilihan fluida. Refrigeran yang umum
digunakan adalah yang termasuk kedalam keluarga chlorinated fluorocarbons
(CFCs, disebut juga Freons): R-11, R-12, R-21, R-22 dan R-502.
Sifat-sifat bahan-refrigeran dan
kinerja bahan refrigeran tersebut diberikan dalam 2 Tabel dibawah:
Pemilihan refrigeran dan suhu
pendingin dan beban yang diperlukan menentukan pemilihan kompresor, juga
perancangan kondenser, evaporator, dan alat pembantu lainnya. Faktor tambahan
seperti kemudahan dalam perawatan, persyaratan fisik ruang dan ketersediaan
utilitas untuk peralatan pembantu (air, daya, dll.) juga mempengaruhi pemilihan
komponen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar